Tata cara menerima telepon
1. Jangan membiarkan telepon berdering
terlalu lama, maksimal tiga kali berdering, segeralah angkat dan jawab
dengan sopan;
2. Bersikaplah bijaksana dalam
menanggapi penelepon. Siapa pun yang menelepon adalah penting dan patut dilayani
dengan sebaik-baiknya;
3. Jangan memulai pembicaraan hanya
dengan ucapan kata halo, tetapi langsung menyebutkan nama organisasi
atau perusahaan tempat kita bekerja.
4. Jangan menggunakan pesawat telepon di
tempat kerja untuk kepentingan pribadi atau terlalu lama berbicara dengan
si penelpon. Sekretaris yang pada umumnya wanita, sering tergoda dengan
“hobi ngerumpi.” Dalam hal ini, kita harus mampu menempatkan diri kita
sebagai petugas kantor. Hindari percakapan melalui telepon apabila tidak
begitu perlu. Namun, apabila memang ada kepentingan pribadi yang begitu
mendesak untuk dibicarakan, kita dapat menggunakan hubungan telepon
dengan bijaksana. Artinya, bicara seperlunya tanpa menggangu tugas kita.
5. Berusahalah mendengarkan mitra bicara
kita. Jangan melamun atau bersikap tidak tertuju pada pembicaraan sehingga
kadang-kadang kita meminta penelepon untuk mengulangi pembicaraan dengan
ungkapan, “apa, bisa diulang?” Sungguh hal yang tidak sopan bila kita
mengungkapkan hal demikian. Oleh karena itu, konsentrasikan pikiran kita pada
percakapan tersebut.
6. Jangan mengucapkan kata-kata yang
menyinggung perasaan. Sebaliknya, bicaralah dengan sikap yang menyenangkan.
Mungkin kita mendapat perlakuan yang kurang enak dari percakapan melalui
telepon, tetapi sebaiknya kita dapat menahan diri untuk tidak
mengucapkan kata-kata kasar, bahkan sampai menyinggung perasaan
penelpon. Bagaimanapun juga, seorang sekretaris harus tetap ramah dan
sopan di dalam percakapan lewat telepon.
7. Berusahalah untuk menanggapi maksud
pembicara dengan cepat dan memberi kesan bahwa orang yang kita ajak bicara
diperhatikan seperti layaknya kita berhadapan langsung dengannya.
8. Berbicaralah dengan tempo yang tepat,
tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Bila kita berbicara terlalu cepat,
orang yang berkomunikasi dengan kita sering tidak memahami isi pembicaraan
kita. Sebaliknya, bila kita berbicara terlalu lambat, orang akan cepat bosan
karena harus menunggu terlalu lama untuk memahami maksud pembicaraan kita.
Jangan pula berbicara dengan suara terlalu keras . Perhatikan volume suara,
ucapkan dengan kata yang jelas, lancar, dan kecepatan yang normal.
9. Sebut nama dan jabatan orang yang
akan dituju, di samping pokok pembicaraan. Jangan sampai sesudah menghubungi
nomor tertentu, kemudian kita bertanya, Saya harus berbicara dengan siapa
ya?
10.Ada baiknya kita tanyakan apakah saat ini
memang waktu yang tepat untuk berbicara. Barangkali saat ini orang yang kita
tuju sedang sibuk, sehingga kita terpaksa mengganggu di sela-sela kesibukannya.
11.Jangan menganggap bahwa panggilan telepon
merupakan gangguan terhadap pekerja. Bicaralah seperlunya sesuai dengan
maksud pembic araan dan jangan bicara di telepon sambil makan atau berdecak.
12.Catat hal-hal penting yang
akan disampaikan.
13.Bersegeralah minta maaf jika membuat
kesalahan-kesalahan pada waktu bertelepon.
14.Akhiri pembicaraan dengan tepat.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih (thank you) dan kembali (you
are welcome), serta mengucapkan salam Selamat pagi atau Selamat
siang ketika mengakiri pembicaraan.
15.Letakkan gagang telepon dengan perlahan.
Hal-hal
yang harus dihindari sekretaris dalam berkomunikasi melalui
telepon
1. Memakai bahasa informal, terutama kepada
orang yang belum akrab/asing
2. Berbicara dengan orang lain selagi berbicara
di telepon
3. Berbicara sambil makan sesuatu atau
mengunyah permen
4. Berbicara terl alu banyak basa-basi
5. Berbicara dengan nada kasar atau membentak
6. Berbicara dengan nada memerintah
7. Penelpon dibiarkan menunggu terlalu lama,
tanpa penjelasan, hanya bunyi musik yang diperdengarkan
8. Panggilan telepon disambungkan ke alamat
yang salah berkali-kali
9. Nada dan intonasi yang terkesan malas atau
tak ramah.
1.
Langkah-langkah dan Teknik Menerima Telepon
a. Teknik Mengangkat Telepon
Setiap kali telepon berdering, harus segera
diangkat, jangan sampai dering telepon berbunyi lebih dari tiga kali, sebab
akan mengganggu suasana kerja. Karena letak ruang sekretaris berdekatan dengan
ruang pimpinan, dering telepon yang terus -menerus pasti akan mengganggu konsentrasi
pimpinan.
Saat menerima telepon, angkat gagang telepon
dengan tangan kiri, sementara itu tangan kanan siap dengan alat tulis.
b. Menyiapkan Buku Catatan
Siapkan buku catatan dan alat tulis untuk
mencatat hal-hal yang penting. Sekretaris harus dapat bekerja secara efektif
dan efisien dengan menggunakan kedua tangannya, tangan kiri memegang gagang
telepon, tangan kanan mencatat pesan yang disampaikan.
c. Memberi Salam Kepada Penelepon
Berilah salam sesuai dengan waktu kepada
penelepon. Kemudian, sebutkan identitas perusahaan tempat kita bekerja
(nama kantor atau nomor telepon dan nama penerima telepon). Bila
penelepon lebih dulu mengucapkan salam dan kemudian menyebutkan
identitas dirinya, kita tidak cukup menyapanya dengan bapak, ibu, atau saudara,
tetapi tambahkan identitas diri penelepon, misalnya Bapak Djoko. Jika
penelepon tidak menunjukkan identitas dirinya, kita dapat mengajukan
dengan pertanyaan, misalnya “Maaf dapatkah saya mengetahui
dengan siapa saya berbicara?; atau “Maaf,” bolehkah saya mengetahui
mengetahui nama Bapak/Ibu/Saudara?; Tetapi jangan sampai kita
bertanya seperti anak kecil, misalnya, “Ini siapa sih.” Walaupun
percakapan dilakukan melalui telepon, tutur kata harus diperhatikan agar
tidak menyinggung perasaan penelpon.
d. Membuka Pembicaraan
Jika
penelpon ingin berbicara dengan pimpinan dan pimpinan kita ada di tempat kerja,
katakan kepadanya untuk menunggu sebentar karena kita harus menstranfer
hubungan tersebut ke telepon pimpinan. Jika ternyata pimpinan sedang tidak mau
diganggu, dengan bijaksana kita dapat mengatakan bahwa pimpinan sedang tidak
berada di tempat kerja atau dengan alasan yang lain. Hal ini biasanya terpaksa
dilakukan apabila pimpinan sedang mengadakan rapat. Kita dapat segera
menginformasikan keberadaan pimpinan, misalnya dengan mengatakan, “Maaf, Bapak
pimpinan sedang mengadakan rapat, apakah Bapak/Ibu ingin meninggalkan pesan
yang dapat saya sampaikan kepada beliau?” Percakapan serupa dapat juga
dilakukan, apabila pimpinan sedang dinas keluar. Pada saat menjawab penelepon,
sekretaris tidak perlu memberikan jawaban yang mendetail, tetapi cukup
menginformasikan hal-hal yang inti saja. Sekretaris diharapkan dapat menjawab
secara diplomatis setiap pembicaraan. Misalnya, jika pimpinan sedang menelpon
seseorang, agar penelpon tidak terlalu lama menunggu, katakan bahwa pimpinan
sedang on line atau sedang melakukan pembicaraan dengan telepon lain.
Anda tidak perlu mengatakan pimpinan sedang bercakap-cakap dengan Bapak
Soeryanto dari Unesa. Jika kebetulan pimpinan tidak berada di tempat, Anda
dapat juga mengajukan pertanyaan, apakah berkenan dihubungkan dengan wakil
pimpinan. Hindari pembicaraan hanya dengan sapaan kata halo saja.
Sebutkan nama
Anda/jabatan Anda/nama perusahaan. Contoh:
“Selamat
pagi, PT DANA PERTAMA, di sini,”
“Selamat
siang, di sini PT DANA PERTAMA,”
“Selamat
sore, PT DANA PERTAMA, dengan Fina di sini”
Apabila
telepon itu datang dari dalam instansi sendiri, penerima telepon
dapat
menjawab sebagai berikut.
“Selamat
siang, dengan Septiani di sini”
“Pesawat
213, selamat siang”
“Administrasi
Perkantoran, Septiani di sini.”
Jika
penelepon tidak menyebutkan identitasnya, penerima telepon dapat nbertanya:
“Bolehkah
saya mengetahui siapa yang sedang bicara?”
“Bolehkah
saya mengetahui dengan siapa saya bicara?”
Hindari
pertanyaan seperti berikut.
“Siapa
ini?”, atau “siapa
sih ini?” atau “Anda siapa?” atau “Siapa yang bicara?”
e. Hubungkan Segera Penelepon dengan
Nama/Nomor yang Dikehendaki
Yakinkan
siapa orang yang akan dihubungi/dicari karena penelepon akan sangat kecewa bila
yang dihubungi tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Sebagai
contoh:
Yang ingin
dihubungi Ardi, bukan Andi.
Yang ingin
dihubungi Halimah, bukan Fatimah.
Sebaiknya
penerima telepon mempunyai urutan alfabet untuk memudahkan
dalam mengeja nama maupun kata-kata yang kurang jelas. Contoh: Kode
abjad untuk memperjelas atau menegaskan ucapan dapat
dilihat di
bawah ini.
f. Menciptakan Kesan yang Baik
1. Jika
penelepon ingin berbicara langsung dengan atasan perusahaan, jawablah dengan
lembut atau sopan.
· “Dapatkah
Bapak/Ibu menunggu sebentar?”
· “Ya,
Pak/Bu, apakah dapat menunggu?”
Hindari
ucapan:
· “Tunggu
yah” atau
· “Bentar
yah.”
2. Apabila penelepon bersedia menunggu
sebelum disambungkan kepada yang dituju, ucapan: “Terima kasih atas
kesabaranmenunggu Bapak/Ibu. Sekarang Bapak/Ibu dapat berbicara dengan Bapak/Ibu
……….”
3. Jika
orang yang dicari atau diajak bicara oleh si penelepon sedang keluar, penerima
telepon harus:
a)
Memberikan keterangan kepada penelepon tentang ketidak hadiran orang yang
dicari secara singkat, tetapi tetap sopan, hati-hati, dan menyenangkan.
Contoh
ucapan yang baik:
-
“Bapak/Ibu …. sedang keluar, dapatkah saya membantu Anda?”
-
“Bapak/Ibu …. sedang keluar, dapatkah Anda menelepon kembali?”
- “Bapak/Ibu
…. sedang keluar, apakah Anda akan meninggalkan pesan?”
b)
Berusaha untuk mendapatkan keterangan selengkapnya tentang identitas penelepon.
4. Kadang-kadang penerima telepon harus
menjawab telepon dengan kondisi atau keadaan yang bukan sebenarnya tentang
kegiatan dan keadaan pimpinan. Hal ini karena kondisi mengharuskan. Oleh karena
itu, penerima telepon harus dapat menjawab dengan bijaksana.
5. Ketika
penelepon berbicara, penerima telepon harus mendengarkan baik-baik dan jangan
mengganggu pimpinan. Di sela-sela pembicaraan, penerima telepon sebaiknya
memberikan respon dengan kata-kata:
- “Ya”
- “Tentu”
- “Ya,
saya tahu”
-
“Benar”, dan sebagainya
6. Jika
penelepon salah sambung, penerima telepon berbicara: “Maaf Anda telah salah
sambung, di sini 7431265” (identitas penerima telepon).
g. Mencatat Pesan
Apabila
telepon tidak dapat disambungkan kepada yang dituju, penerima telepon
harus
1.
mencatat segala sesuatu yang diperlukan;
2.
memberikan keterangan yang jelas dan lengkap;
3.
menanyakan kepada penelepon nama dan nomor teleponnya, hal ini penting bila
penerima telepon atau pimpinan ingin menelepon kembali;
4.
menghindari kesalahan-kesalahan isi pesan dari si penelepon dengan cara
menyebutkan kembali pesan tersebut;
5.
sampaikan pesan tersebut kepada yang berhak menerima; Untuk itu, penerima
telepon harus selalu menyiapkan formulir atau lembar pesan (block note) dan
alat tulis di sekitar tempat telepon.
h. Salam Penutup
Jika
telah menyelesaikan pembicaraan dengan penelepon, penerima telepon sebaiknya
mengucapkan “Selamat pagi” atau “siang” atau “sore” dan jangan meletakkan
gagang telepon mendahului penelepon, tunggu sampai gagang telepon diletakkan
atau telepon ditutup selama dua atau tiga detik oleh penelepon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar